Melihat zaman keemasan Islam dahulu, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sangat dipengaruhi oleh kuatnya Ilmuwan Muslim. Al Khawarizm contoh seorang ilmuwan muslim yang menelurkan ilmu yang sangat dasar, al jabar dalam matematika sekarang untuk menelusuri sebuah variabel berdasarkan fakta fakta yang ada. Ilmu ini sangat inti. Tanpa aljabar ini pengetahuan yang sangat besar dan abstrak ini tidak dapat dijelaskan dengan mudah. Apalagi teknologi yang berkembang saat ini tidak akan semaju ini.
Lihatlah aljabar dalam matematika, lihatlah aljabar dalam penyelesaian di kehidupan nyata. Anda akan terpesona ketika menyadari bahwa ilmu ini dangat penting. Hingga konsep algoritma yang menelurkan terapan ilmu yang menghasilkan orang terkaya di dunia, Mark Zuckerburg, Bill Gates, dll. Algoritma diambil dari nama Al Khawarizm menjadi Algorithm.
Saya sangat sedih melihat fenomena muslim dijadikan tuduhan terorisme saat ini. Jelas-jelas Al Qur’an dan Sunnahnya telah melarang tindak kriminal semacam ini. Tidak mungkin ia seorang muslim apabila ia berani mencelakai saudaranya sendiri.
Zaman telah berubah, kondisi saat ini sudah berbeda dengan zaman Muhammad Al Fatih ketika merobohkan Konstantinopel ke tangan Ummat Muslim. Ilmu Tauhid, Teknologi dan Ilmu Pengetahuan seharusnya menjadi sebuah senjata yang tidak ada tandingannya. Namun mengapa sekarang begini?
Coba kita lihat negeri kita sendiri. Ummat Muslim adalah mayoritas di negeri dengan hampir 300 juta jiwa ini. Satu hal yang perlu diteliti lebih lanjut adalah tingkat pemahaman islam keseluruhan ummat muslim di Indonesia. Hipotesis saya menafsirkan bahwa walaupun mayoritas penduduk beragama islam, tapi tingkat pemahaman tentang islam sendiri mayoritas sangat rendah.
Apa yang terjadi saat ini adalah benar sebuah judul drama di TV ” Islam KTP ” itu benar benar terjadi. Islam seperti hanya embel embel. Bahkan di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini masih dibayangi oleh banyak badan yang harus dibenahi lagi cara kerjanya. Wakil rakyat yang seharusnya adalah para pemimpin, khalifah, yang menjadi contoh untuk warga masyarakatnya belum bisa diandalkan untuk dijadikan sebagai contoh.
Apa yang Harus Kita Lakukan ?
Melihat hal tersebut, ini adalah krisis Ilmu Islam. Ummat muslim mengalami kemunduran karena dicekoki propaganda yang mengatasnamakan equality atau kesamaan, kebebasan, dll. Saya mengatakan dengan tegas bahwa saat ini kita memiliki teknologi. Teknologi media, teknologi komunikasi, teknologi dakwah yang seharusnya bisa dimanfaatkan lebih. Gunakan ilmu itu. Pelajari ilmu pengetahuan, serta ilmu tauhid.
Sangat gembira saya saat ini ketika sudah mulai banyak bermunculan TV, radio, media internet berbasiskan Islam. Apa yang harus kita lakukan saat ini adalah berjihad di jalan Allah untuk memperkuat itu. Saya masih sedih karena TV berbasiskan islam itu masih kalah dengan TV komersiil dengan acara hiburan yang tidak jelas arahnya.
Saya dengan kekuatan jiwa, tubuh, otak, hati yang dititipkan Allah kepada saya, mengajak dengan semua kekuatan yang saya memiliki untuk terus menggenjot ukhuwah islam kita. Saling mengingatkan dan harus semangat dalam mengejar Ilmu.
Ingat ilmu yang bermanfaat adalah Ilmu yang membawa kita semakin takut dan semakin dekat dengan Allah. Maka seimbangkanlah. Semoga ada teman diluar sana yang memiliki pemikiran yang sama dengan saya bahwa Islam masih dapat bangkit lagi. Allah telah menjanjikannya. Semoga semua yang kita lakukan untuk agama, dunia dan akhirat, mempertemukan kita dalam kehidupan keindahan yang kekal di alam Surga. Aamiin