Pengalaman Melamar Kerja di GDP Labs

Alhamdulillah, kalimat yang senantiasa saya ucapkan untuk mensyukuri nikmat-Nya yang sungguh Agung.

Banyak rintangan terlewat, Alhamdulillah saya diberi kemudahan ketika penelitian skripsi saya hingga sidang. Walaupun terlambat 2 bulan dari Agustus untuk tepat 4 tahun, akhirnya saya resmi mendapat gelar S.Kom pada bulan November 2018 kemarin.

Setelah menyelesaikan pendidikan S1 di Ilmu Komputer UGM, banyak permintaan dari orang tua agar saya langsung melanjutkan S2. Namun hati saya ingin menjalani karir profesional secepatnya.

Continue reading “Pengalaman Melamar Kerja di GDP Labs”

Sharing Membuat Rancangan Islamic Search Engine

Pada kelas seminar di semester kemarin saya mencoba mengusulkan sebuah ide untuk implementasi, yaitu membangun sebuah search engine yg authentic untuk islam. Intinya saya ingin mencoba menerapkan konsep-konsep di dalam pembuatan search engine untuk pengetahuan-pengetahuan ilmu islam. Melihat islam masih berkembang di Indonesia, tapi pengetahuan ummat Islam di Indonesia masih sangat jauh terhadap ilmu islam sendiri, saya sangat yakin bahwa dibutuhkan sebuah alat bantu untuk ummat islam di Indonesia supaya dengan mudah menuntut ilmu agama.

Continue reading “Sharing Membuat Rancangan Islamic Search Engine”

Kesiapan Masyarakat Indonesia Menuju Cashless Society

Di beberapa negara maju di kawasan Asia, transaksi nontunai sudah 50 persen. Meski demikian, persentase penetrasi transaksi elektronik sudah di atas 93 persen.

Sejalan dengan keinginan pemerintah yang menargetkan pada Oktober 2017, Jasa Marga akan bekerja sama dengan bank-bank yang disupervisi oleh Bank Indonesia untuk menyiapkan fasilitas untuk transaksi elektronik ini.

Ada beberapa hal yang menurut saya perlu diperhatikan dalam pemberlakuan GTO di seluruh Tol di Indonesia. Diantaranya adalah :

  1. Kesiapan Masyarakat
    Menurut saya kondisi masyarakat Indonesia sekarang masih sangat awam dalam hal bertransaksi secara non-tunai. Apalagi untuk kalangan tua, e-money bukanlah hal yang mudah diadaptasi. Karena kebanyakan orang tua biasanya tidak mudah percaya dengan teknologi seperti ini apalagi untuk yang berkaitan dengan uang.
  2. Pihak Penyedia E-Money
    Dari pihak penyedia kartu maupun layanan pun masih tidak tersentralisasi. Banyaknya penyedia kartu e-money menurut saya membuat orang ragu untuk memilih e-money penyedia yang mana dan takut apabila ternyata e-money yang dimiliki tidak bisa digunakan untuk toll yang berkaitan. Sebaiknya pihak Jasa Marga mengumumkan kartu resmi keluaran sendiri akan meningkatkan trust untuk memiliki kartu e-money ini karena sudah terjamin bisa digunakan untuk semua toll.

Perlukah Pemerintah Melakukan Investasi untuk Produk Swasta Dalam Negeri?

Pertanyaan ini harusnya menghantui para pemikir ekonomi di Indonesia melihat sangat pesatnya dukungan teknologi untuk melahirkan perusahaan-perusahaan baru yang lahir dari karya anak bangsa. Apalagi kerap sekali disruption yang dibuat oleh perusahaan start-up ini selain menghasilkan uang untuk bisnisnya, juga memberikan dampak yang sangat besar untuk gaya hidup dan kesejahteraan masyarakat karena dapat membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi warga Indonesia sendiri.

Pengaruh besar sektor swasta seperti Go-Jek memang selaras dengan tugas pemerintah untuk melayani masyarakat dengan lebih baik dan membantu untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagimasyarakat. Ojek yang saya erpikir awalnya akan punah karena memiliki tarid yang mahal, ternyata dengan inovasi yang dilakukan oleh go-jek mampu mengangkat kembali ojek sebagai sarana transportasi masyarakat. Bahkan status pekerjaan ojek sekarang seperti lebihtinggi di mata masyarakat. Mungkin karena dengan memberi julukan dari bahasa inggris dari tukang ojek menjadi misalkan “Driver Go-Jek”. Hal ini menurut saya sesuatu yang sangat fenomenal dan mengangkat derajat sosial pekerjaan ojek menjadi pekerjaan yang tidak dipandang sebelah mata oleh semua orang.

Menjadi tantangan bagi pemerintah sekarang apalagi bagi semua negara berkembang dalam menghadapi transformasi teknologi digital yang berpengaruh pada sektor swasta yang ikut membantu terselenggaranya pelayanan yang baik untuk masyarakat. Tentunya menurut saya pemerintah harus mendukung penuh sektor swasta yang seperti ini untuk berkembang. Apalagi sektor swasta yang berasal dari buah karya anak bangsa sendiri.

Continue reading “Perlukah Pemerintah Melakukan Investasi untuk Produk Swasta Dalam Negeri?”

Perlunya Integrasi dan Perencanaan yang Matang mengenai Data Pemerintah

Pada artikel ini saya ingin membahas mengenai data pemerintahan yang tidak terintegrasi. Kemudian saya ingin membahas mengenai perlukah data pribadi yang dikumpulkan oleh layanan internet seperti facebook, google, dll untuk diintegrasikan dengan data pemerintah tersebut.

Karakter Data dari Kedua Sumber

Sebelum membahas mengenai perlukah integrasi data pribadi dari layanan internet dan data yang dimiliki pemerintah saya ingin melihat karakter data yang dimiliki dari kedua sumber.

  1. Data Pemerintah yang termasuk di dalamnya adalah data yang ada di KTP, KK, dsb, merupakan data yang dikumpulkan secara aktual dan melalui proses yang resmi dari pemerintahan. Sehingga semua data yang dimasukkan di dalam KTP maupun KK sangat sedikit akan melakukan pemalsuan. Data-data pemerintah itu bisa dikatakan sudah terjamin otentik dan mencakup seluruh warga negara Indonesia.
  2. Data-data dari media sosial. Data dari layanan internet sangat memungkinkan untuk dilakukan manipulasi oleh penggunanya. Apalagi beberapa orang menggunakan media sosial di dunia internet terkadang untuk menunjukkan dirinya lebih di internet dengan memberikan data-data yang telah dimanipulasinya. Contoh sederhananya seperti pekerjaan, foto profil, dsb. Walaupun ada sebagian yang mau memberikan data-data yang asli kepada media sosial, tapi data tersebut tidak bisa diandalkan kebsahannya secara umum dan tidak mencakup semua warga negara.

Continue reading “Perlunya Integrasi dan Perencanaan yang Matang mengenai Data Pemerintah”